Bapak Nathanael Suryadi merupakan salah satu karyawan Combiphar yang aktif menjalankan gaya hidup sehat saat pandemi. Setiap pagi, beliau rutin melakukan cross-trekking sebelum bekerja. Selain itu, untuk mengistirahatkan mata dari layar komputer, sesekali juga beliau beranjak dari depan komputer kemudian melakukan naik turun tangga. Beliau percaya bahwa kesehatan tidak semata-mata mencakup kesehatan fisik saja, tetapi juga mental. Asupan makanan dan asupan pikiran haruslah memiliki kualitas yang baik agar kondisi fisik dan mental kita pun baik. Alhasil, raga, jiwa, dan rasa kita selaras semuanya.

Nathanael Suryadi, Finance Operations – Head Office

Pada suatu waktu, Bapak Mul Yadi pernah melakukan pendakian gunung Semeru bersama seorang rekan. Awalnya, terdapat sekitar seratus rekan pendaki. Namun, ketika mencapai puncak Mahameru, hanya tersisa enam pendaki saja, termasuk beliau dan rekan. Apa yang terjadi selama pendakian? Sebagian rekan pendaki menyerah di tengah pendakian, karena merasa tidak kuat menyelesaikan pendakian. Banyak juga rekan pendaki lain yang mengalami cedera, bahkan jatuh sakit. Ini adalah bukti bahwa kesehatan adalah kunci dalam meraih kemenangan. Di kaki gunung Semeru, puncak Mahameru terlihat bagaikan kemenangan di depan mata. Namun, bila kondisi kita tidak sehat, kemenangan di depan mata itu tidak akan bisa kita raih.

Mulyadi, Manufacturing – Padalarang

Bekerja dengan totalitas – itulah prinsip Bapak Marvi dalam bekerja, tanpa memandang posisi atau perusahaannya. Bekerja dengan totalitas artinya memberikan hasil yang lebih. Apabila kita dituntut untuk mengerjakan sesuatu dengan kualitas B, maka kita kerjakan dengan kualitas A. Begitu juga apabila kita dituntut untuk mengerjakan sesuatu dengan kualitas A, maka kita kerjakan dengan kualitas A+. Dengan memberikan hasil yang lebih, kompetensi kita sebagai profesional juga akan semakin terasah. Perusahaan tentunya juga akan diuntungkan, karena perusahaan menerima kontribusi yang maksimal dari karyawannya. Jadi, bekerja dengan totalitas memberikan keuntungan bagi kedua pihak, karyawan dan perusahaan. Maka dari itu, dalam semua hal yang kamu kerjakan, apapun itu, kerjakan dengan totalitas!

Marvi Arnold Lumentut, Commerce – Head Office

Ibu Maria D. Dwianto adalah pribadi yang sangat aktif. Bayangkan, dalam seminggu, beliau berlatih menari selama dua hingga tiga kali dan rutin lari pagi sebanyak empat hingga lima kali seminggu! Konsistensi beliau sangat mengagumkan, ‘kan? Menurut beliau, latihan menari tidak hanya menambah kebugaran tubuh, tetapi juga membuat bahagia, awet muda, dan membantu mengelola stres. Alhasil, beliau dapat menghadapi setiap permasalahan dengan tenang. Beliau juga memiliki hobi memanggang kue, lho. Dengan aktif berolahraga, menari, dan memanggang kue, tubuh sehat, hati tenang, dan pikiran pun tenang.

Maria D. Dwianto, Corporate Communication & Community Development – Head Office

Memulai olahraga dengan rutin mungkin terasa berat bagi sebagian orang. Namun, Bapak Margono percaya rutin berolahraga adalah kunci dan langkah awal hidup sehat. Berkat rutin berolahraga, beliau dapat lebih mengenal banyak rekan kerja di Combiphar. Beliau juga bersyukur berada di lingkungan Combiphar yang peduli dengan kesehatan karyawan-karyawannya, bahkan aktif dalam memberikan edukasi mengenai gaya hidup sehat kepada masyarakat luas. Ayo, mulai rutin berolahraga dan terapkan hidup sehat! Saat kita sehat, makan hanya dengan rendang dan sambal akan tetap terasa enak serta tidur pun terasa nyenyak!

Margono, Manufacturing – Padalarang

Dampak pandemi COVID-19 memang sangat besar bagi seluruh lapisan masyarakat, lembaga atau individu. Namun, dampak pandemi bagi masyarakat kelas bawah seperti pemulung dan pedagang kaki lima tentunya lebih berat, karena tuntutan ekonomi mengharuskan mereka untuk tetap berkegiatan di luar rumah demi mencari nafkah, sedangkan berada di luar rumah otomatis terus meningkatkan risiko terpapar virus.

Bersama beberapa teman yang berada dalam satu komunitas gereja, Bapak Junior Norris Marpaung membuat inisiatif penggalangan dana secara online. Dari dana yang digalangkan, mereka membeli paket bahan pokok untuk dibagikan kepada pemulung, pedagang kaki lima, pekerja harian, dan satpam yang berada di lingkungan mereka. Kegiatan ini bukan kegiatan yang hanya dilakukan sekali, melainkan berkala.

Indahnya berbagi…

Junior Norris Marpaung, Corporate Communication & Community Development – Head Office

Adakah yang sudah lahir pada 27 Februari 1979? Hari itu adalah hari pertama Ibu Janti Budijanti bekerja di Combiphar, lho. Ya, beliau sudah bekerja di Combiphar selama lebih dari empat dekade! Karena beliau merupakan senior yang dihormati, setiap harinya banyak karyawan muda yang datang kepada beliau untuk curhat.

Pandemi bukanlah masa yang mudah untuk dilewati. Namun, beliau kerap mengajak rekan-rekan beliau untuk bersyukur karena masih dapat beraktivitas setiap hari, bahkan masih memiliki pekerjaan tanpa ada pemotongan seperak pun, dan tetap menerima fasilitas dari perusahaan dengan utuh saat pandemi. Beliau percaya bersyukur adalah kunci dalam menjalani hidup. Apapun yang terjadi, apapun yang kita alami, syukuri saja dulu.

Sudahkah kamu bersyukur hari ini?

Janti Budijanti, Manufacturing – Padalarang

Apakah kamu termasuk penggemar bakso? Bapak Ismoyo Pinto Cahyo pun menggemari bakso. Untungnya, beliau memiliki seorang teman yang berjualan bakso. Pada suatu hari, teman beliau menawarkan dagangannya kepada Bapak Ismoyo. Sebagai teman yang baik dan ingin memberikan dukungan kepada usaha teman, Bapak Ismoyo memesan lima porsi bakso. Bukan untuk dinikmati sendiri lho, melainkan untuk dinikmati bersama lima rekan kerja beliau yang juga merupakan teman ngobrol, teman curhat, dan teman lari. Bagi beliau, semua yang dilakukan dalam kebersamaan pasti terasa lebih menyenangkan, meskipun yang dilakukan merupakan hal-hal yang sederhana. 

Sayang beribu sayang, ketika pesanan beliau dikirimkan ke kantor dengan menggunakan jasa ojek online, beliau malah sedang berada di luar kantor dan tidak dapat turut menikmati bakso tersebut. Namun, beliau ingin rekan-rekan kerja beliau tetap dapat menikmatinya bersama. Alhasil, melihat bakso yang disantap dalam kebersamaan turut membuat beliau merasa senang dan kenyang!

Ismoyo Pinto Cahyo, Commerce – Head Office

Setuju kan kalau harta yang paling berharga adalah keluarga? Ini juga yang diyakini oleh Ibu Iin Muksinah.

Pelita hatinya lahir pada tahun 1996. Sejak dulu, beliau bercita-cita untuk menyekolahkan putrinya hingga ke perguruan tinggi, karena beliau percaya bahwa putrinya harus menempuh pendidikan yang lebih tinggi daripada dirinya sendiri.

Tepat pada tahun 2014, cita-cita beliau akhirnya tercapai, karena putri beliau berhasil memasuki perguruan tinggi negeri. Empat tahun kemudian, putri beliau lulus tepat waktu, padahal jurusan yang dipilih bukanlah jurusan yang mudah ditempuh dengan tepat waktu. Beliau kembali berbangga dan, di satu sisi, merasa sangat terharu karena melihat putri kecilnya telah beranjak dewasa.

Apakah cerita Ibu Iin menginspirasimu untuk tetap berkomitmen mencapai cita-cita? Cita-cita apa saja yang masih ingin kamu capai?

Iin Muksinah, Manufacturing – Padalarang

Pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita untuk berkegiatan di rumah saja tentunya memiliki suka dan duka tersendiri. Lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak memang menyenangkan, tetapi di satu sisi melihat anak yang sedang aktif-aktifnya hanya bisa bermain di rumah tanpa berinteraksi dengan teman sebayanya tentu mengkhawatirkan. Itulah yang dialami oleh Ibu Haru Desma Al Faruq.

Orang dewasa mungkin lebih mudah menyikapi pandemi, tetapi bagaimana dengan anak-anak? Ini hanyalah satu dari berbagai pikiran yang menghantui beliau.

Beliau meyakini bahwa kita pasti bisa kembali kepada kehidupan kita yang sebelumnya selama kita sepakat untuk memikul tanggung jawab bersama-sama, di antaranya dengan tetap berada di rumah selama tidak ada kepentingan yang memaksa untuk berkegiatan di luar rumah dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Jangan acuh tak acuh atau menerapkan protokol kesehatan dengan setengah-setengah hanya karena merasa diri kita baik-baik saja, karena sesungguhnya penerapan protokol kesehatan itu juga penting bagi kesehatan orang-orang tercinta di sekitar kita.

Heru Desma Al Faruq, Research & Development – Padalarang