“Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum.” menurut M.A.W Brouwer, seorang psikolog asal Belanda sekaligus pengajar di Universitas Padjajaran dan Universitas Parahyangan. 

Saya sependapat dengan beliau, buktinya orang-orang Bandung karasep dan geulis pisan, sampai-sampai Bandung dijuluki Kota Kembang, hehehe.

Di kota inilah saya dipertemukan dengan rekan-rekan kerja yang karasep, gareulis, someah, dan bageur pisan. Tiga tahun bergabung dalam tim Trade cabang Bandung tentunya bukan masa yang singkat. Banyak duka yang kami lewati bersama, tetapi suka yang kami lewati lebih banyak lagi. Bersama tim ini, saya tidak hanya berkembang sebagai seorang profesional, karena tim ini turut memberikan ruang bagi saya untuk berkembang sebagai seorang individu. Masih segar dalam ingatan saya, Bapak Deni Aruman Purnama yang pernah memberikan selembar kertas kosong dalam sebuah rapat. “Coba tulis harapan-harapan atau keinginan-keinginan yang kamu mau capai dengan bekerja di sini ya.” demikian instruksi pendek dari Bapak Deni. Saya ingat mengisi kertas tersebut dengan lima harapan sebelum akhirnya mengumpulkannya kepada Bapak Deni meski kepala saya penuh dengan tanda tanya. 

Anehnya, saya kini telah berhasil mencapai empat dari lima harapan yang saya tulis saat itu!

Kini saya mengerti, saat itu Bapak Deni mengajarkan kami mengenai kekuatan doa. Menuangkan apa yang selama ini hanya tersimpan di dalam hati ke dalam bentuk tulisan agar terbaca dan terserap pikiran yang kemudian mendorong diri berlari menggapainya.

Hatur nuhun, Bapak Deni dan keluarga tim Trade Bandung yang sangat luar biasa: Eva Damayanti, Arbaaweni, Fajar Yanuardi, Hasbi Ramadhan, dan Erik Rico Firmansyah.

Hatur nuhun pisan, Bapak Ega Ganjar Rahayu, mentor yang selalu memberikan dukungan penuh dalam situasi apapun. 

Saya siap mewujudkan satu harapan lagi. Satu harapan lagi.

Dindin Nurdiana Sulaeman (Abib), Commerce – Bandung